Selasa, 27 November 2012

makalah diksi



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
    Bahasa terbentuk dari beberapa tataran gramatikal, yaitu dari tataran terendah sampai tertinggi adalah kata, frase, klausa, dan kalimat. Ketika kita menulis dan berbicara, kata adalah kunci pokok dalam membentuk tulisan dan ucapan. Maka dari itu kata-kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, supaya ide dan pesan seseorang dapat dimengerti dengan baik. Kata-kata yang digunakan dalam komunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana.
    Tidak dibenarkan menggunakan kata-kata dengan sesuka hati, tetapi harus mengikuti kaidah-kaidah yang benar. Menulis merupakan kegiatan yang menghasilkan ide secara terus-menerus dalam bentuk tulisan yang teratur yang mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan(ekspresif). Untuk itu penulis atau pengarang membutuhkan keterampilan dalam hal struktur bahasa dan kosa kata.
   Yang terpenting dalam menulis adalah penguasaan kosa kata yang merupakan bagian dari diksi.Ketepatan diksi dalam membuat suatu tulisan atau karangan tidak dapat diabaikan demi menghasilkan tulisan yang mudah dimengerti. Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang dalam mengggambarkan “cerita” pengarang.
   Walaupun dapat diartikan begitu, diksi tidak hanya pilih-memilih kata saja atau mengungkapkan gagasan pengarang, tetapi juga meliputi gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.
    Diksi  dalam bahasa Indonesia merupakan pemilihan kata yang tepat untuk mempertegas maksud pembicaraan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara seorang pembicara dan pendengar tentang gagasan atau ide yang disampaikan dalam suatu proses komunikasi. Akan terjadi kesalah pahaman tentang gagasan dan ide jika diksi yang dipakai tidak sesuai dengan konteks.

 Diksi dapat berfungsi untuk;
 - Untuk mencegah kesalah pahaman.
 - Untuk mencapai target komunikasi yang efektif
 - Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
  - Supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
          - Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
             sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

1.2 Tujuan
  -  Untuk mengetahui diksi (pilihan kata) yang baik dalam pengolahan kata
  - Menguasai berbagai macam kosakata
  - Ketepatan dalam pemilihan kata dalam menyampaikan suatu gagasan









































BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Diksi

Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.   
Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara.

Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya.

            Dari buku Gorys Keraf dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
•     Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
•     Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
•     Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
   
      Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi,
Contohnya penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks.

      Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.

      Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
-          Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
-           Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
-           menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

      Perbedaan ketepatan dan kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu, walaupun kadang-kadang masih ada perbedaan tambahan berupa perbedaan tata bahasa,pola kalimat, panjang atau kompleknya suatu alinea, dari beberapa segi lain.
Perbedaan antara ketepatan dan kesesuaian dipersoalkan adalah apakah kita dapat mengungkapkan pikiran kita dengan cara yang sama dalam sebuah kesempatan dan lingkungan yang kita masuki.




































2.2 Syarat-syarat pemilihan kata :

• Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang
timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yangdikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupaapakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.

   Misalnya :
   - Monyet itu kurus sekali.
   - Dasar monyet kamu itu!

• Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya
   Misalnya :
- Karton – Kartun
- Intensif – Insentif

• Dapat memahami makna kata-kata abstrak dan kata konkrit.
   Kata abstrak :
   Jika kata itu bermakna sifat, keadaan dan kegiatan.
   Contoh :
   Ketulusan, Kebodohan, Kepandaian, Kecintaan dan lain-lain.
   Kata konkrit :
   Jika kata itu bermakna pada suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi.
   Misalnya : Mobil, Motor, Rumah dan lain-lain.
   Contoh :
   - Ketulusan hatinya membuat dia akhirnya luluh.
   - Ayah baru membeli motor kemarin.

• Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
   Contoh :
   - Antara aku dan dia tidak terjadi apa-apa.
   - Baik menang maupun kalah itu sama saja.
   - Bukannya saya tidak percaya, tetapi saya agak ragu akan kemampuannya.

• Dapat membedakan kata-kata umum dengan kata-kata khusus.
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes. Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan.
Dalam hal ini kata acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya lebih khusus disebutkata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas
Contoh :
- Kata umum : melihat,
- Kata khusus : menatap, memandang, melotot, membelalak, melirik, memperhatikan,
                         menonton.











































2.3 Elemen-elemen Diksi

2.3.1 Fonem
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa
menunjukkan perbedaan makna. Fonem berbentuk bunyi.
Misalkan dalam bahasa Indonesia bunyi [k] dan [g] merupakan dua fonem yang berbeda, misalkan
dalam kata "cagar" dan "cakar". Tetapi dalam bahasa Arab hal ini tidaklah begitu. Dalam bahasa Arab
hanya ada fonem /k/.
Sebaliknya dalam bahasa Indonesia bunyi [f], [v] dan [p] pada dasarnya bukanlah tiga fonem yang
berbeda. Kata provinsi apabila dilafazkan sebagai [propinsi], [profinsi] atau [provinsi] tetap sama saja.


2.3.2 Silabel
Suku kata atau silabel (bahasa Yunani: συλλαβή sullabē) adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari
satu fonem atau urutan fonem. Sebagai contoh, kata wiki terdiri dari dua suku kata: wi dan ki. Silabel
sering dianggap sebagai unit pembangun fonologis kata karena dapat mempengaruhi ritme dan
artikulasi suatu kata.

2.3.4 Konjungsi
Konjungsi kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan
kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh: dan, atau, serta.
Preposisi dan konjungsi adalah dua kelas yang memiliki anggota yang dapat beririsan. Contoh irisannya
adalah karena, sesudah, sejak, sebelum.


2.3.5 Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua
benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk
benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda
yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta).
Selain itu, jenis kata ini juga dapat dikelompokkan menjadi kata benda khusus atau nama diri (proper
noun) dan kata benda umum atau nama jenis (common noun). Kata benda nama diri adalah kata benda
yang mewakili suatu entitas tertentu (misalnya Jakarta atau Ali), sedangkan kata benda umum adalah
sebaliknya, menjelaskan suatu kelas entitas (misalnya kota atau orang).

2.3.6 Verba
Verba (bahasa Latin: verbum, "kata") atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat
dalam suatu frasa atau kalimat. Berdasarkan objeknya, kata kerja dapat dibagi menjadi dua:

2.3.7 kata kerja
transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek seperti memukul (bola), serta kata kerja intransitive
yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari.

2.3.8 Infleksi
Adalah proses penambahan morpheme infleksional kedalam sebuah kata yang mengandung indikasi
gramatikal seperti jumlah, orang, gender, tenses, atau aspek.
































2.4 Jenis-jenis Diksi

2.4.1 Berdasarkan Makna
   a. Makna Denotatif
          Makna denotatif menyatakan arti yang sebenarnya dari sebuah kata. Makna denotatif berhubungan dengan bahasa ilmiah. Makna denotasi dapat dibedakan atas dua macam relasi, pertama, relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya, dan kedua, relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Contoh : Bunga Melati.
   b. Makna Konotatif
       Makna konotatif adalah suatu jenis kata yang memiliki arti bukan sebenarnya.
       Contoh : Bunga Bank

2.4.2 Berdasarkan Leksikal
   a. Sinonim
       Sinonim adalah kata-kata yang memiliki makna yang sama.
       Contoh : Sayang bersinonim dengan Kasih
   b.  Antonim
       Antonim adalah dua buah kata yang maknanya “dianggap” berlawanan.
       Contoh : Bagus berantonim dengan Jelek
   c  Homonim
       Homonim adalah suatu kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, namun memiliki
       makna yang berbeda.
       Contoh :
      1) Ibu bisa membuat kue yang enak
      2) Bisa ular itu ditampung kedalam bejana untuk diteliti.
    d. Homofon
        Homofon adalah suatu kata yang memiliki makna dan ejaan yang berbeda dengan lafal
        yang sama.
        Contoh :
        1) Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai
        2) Kasus tabrakan menghebohkan  itu dimuat di media massa.
    e. Homograf
        Homograf adalah suatu kata yang memiliki  makna dan lafal yang berbeda, namun
        ejaannya sama.
        Contoh :
        1) Bapak dia seorang pejabat teras pemerintahan yang menjadi tersangka korupsi
        2) Kami tidur di teras, karena kunci rumah dibawa oleh Andi
    f. Polisemi
        Polisemi adalah suatu kata yang memiliki banyak pengertian
       Contoh :
       1) Kepala Desa
       2) Kepala Surat
    g. Hipernim / Kata Umum
        Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat
        menjadi kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya.
        Contoh :
        1) Hantu
        2) Ikan
        3) Kue
    h. Hiponim / Kata Khusus
        Hiponim adalah kata-kata yang terwakili artinya oleh kata-kata hipernim
       Contoh :
       Pocong, sundel bolong, kuntilanak, tuyul,dll (semua kata ini terwakili oleh kata-kata
       hantu).












































BAB III
PENUTUP

Simpulan

Diksi adalah ketepatan atau kesesuaian pilihan kata pada suatu paragraf atau wacana. Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat keresmian, atau gaya percakapan. Gaya bahasa yang dihasilkan oleh pilihan kata terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.
Penggunaan ketepatan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa. Kesesuaian kata diperlukan agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbulkan atau suasana yang sedang berlangsung. Pengembangan perubahan makna dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan pengembangannya bersesuaian dengan kualitas pemikiran pemakainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar